Jumat, 15 Mei 2009

Cara Merawat Bayi Yang Baru Lahir

30 Hari Pertama Menjadi Ibu

Setelah melahirkan, selama masih di rumah sakit, Anda dibantu oleh para perawat dan juga dokter dalam menangani si kecil. Tetapi bagaimana dengan hari_hari selanjutnya?

Saat yang dinantikan itu akhirnya tiba. Ya, setelah sembilan bulan mengandung, kemudian detik-detik persalinan yang mendebarkan pun terlewati dengan lancar, kini saatnya menikmati peranan Anda menjadi seorang ibu. Tetapi, apakah Anda benar-benar tahu bagaimana seharusnya merawat seorang bayi? Ya, ada kalanya proses menjadi ibu “baru” dirasakan tidak mudah. Apalagi, kala harus meninggalkan rumah sakit dan membawa si kecil ke rumah.
Berikut ini adalah tips yang dapat dimanfaatkan oleh Anda, para ibu “baru”.


ASI Eksklusif ASI sebagai nutrisi terbaik bagi bayi memang tidak terbantahkan

Nah, bagi Anda yang bertekad memberikan ASI Eksklusif , dr. Jeanne Roos Tikoalu, SpA, dokter spesialis anak, RSIA Yadika Jakarta, menyarankan :
1. Biasakan bayi menyusu pada payudara-bukan puting.
Keberhasilan pemberian ASI, selain dengan melakukan inisiasi dini, ditentukan pula dengan tata cara pemberian ASI. Usahakan dan biasakan bayi menyusu pada payudara, bukan puting. “Puting adalah saluran keluar ASI. Disekitar lingkar puting terdapat kulit berwarna kecoklatan disebut dengan aerola. Aerola berfungsi sebagai “gudang ASI”. Menyusu pada payudara berarti menghisap ASI dari aerola, lalu air susu akan keluar dari puting,”terang dr. Jeanne.

2. Jangan takut kekurangan ASI. Pasalnya, memang sampai usia bayi menginjak hari ke-7, ASI ibu kuantitasnya sedikit.
Tetapi jangan lantas menyerah. Pada dasarnya kuantitas ASI secara alamiah akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Pada hari pertama, kebutuhan ASI adalah 60ml per kg berat badan, sedangkan hari ke-2 naik menjadi 80ml, sementara hari ketiga menjadi 100ml dan seterusnya. Selain itu pada prinsipnya, semakin sering bayi disusui, produksi ASI akan semakin banyak.

3. BAB sering.
Saat pulang ke rumah dan tetap memberikan ASI Eksklusif apabila menemukan bayi Anda mencret/diare atau frekuensi buang air besar (BAB)-nya relatif sering, jangan panik. Tetaplah memberikan ASI yang cukup. “Sebenarnya ASI, apalagi ASI awal (kolostrum) memiliki fungsi yang sangat banyak. Selain sebagai antibodi, juga bersifat membersihkan usus bayi,”kata dr. Jeanne. Jadi memang, bagi bayi ASI Eksklusif, 1-2 bulan pertama BAB-nya memang sering. ASI membersihkan usus bayi dengan tujuan untuk mempersiapkan usus si kecil pada pola makan berikutnya.
Tetapi perlu diingat, bila BAB cair terjadi pada bayi Anda dikarenakan ASI maka si kecil tetap aktif, lincah, ceria, buang air kecil (BAK) lebih dari 6 kali sehari, dan sama sekali tidak kehilangan nafsu makan. Sebaliknya, apabila terjadi karena penyebab lainnya, bayi akan terlihat lesu, rewel, dan BAK kurang dari 6 kali sehari, disertai adanya tanda-tanda bayi kekurangan cairan maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak.

4. Perhatikan pola makan Anda.
Diare pada bayi seringkali berkaitan pula dengan pola makan ibu. Oleh karenanya setelah pulang ke rumah, pastikan Anda tetap mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, terutama 2-3 bulan pertama. Hindarilah sambal, santan, kopi, dan soda karena jenis makanan dan minuman tersebut dapat mempercepat pergerakan usus bayi sehingga BAB nya akan nenjadi semakin sering lagi.


Memandikan bayi

1. Pastikan lingkungan tempat bayi akan dimandikan dalam keadaan hangat. Tutuplah jendela, matikan AC dan kipas angin. Ini dilakukan untuk menghindarkan bayi dari kemungkinan kedinginan/hipotermia.
2. Sebelum menyiapkan air, siapkan dulu perlengkapannya. Misalnya, sabun, shampo, handuk, perelak (alas tidur yang umumnya terbuat dari plastik/karet), popok, pakaian,dll. Tata dengan baik agar memudahkan proses saat mandi dan pasca mandi.
3. Setelah air disiapkan, sabuni bayi di atas perelak menggunakan waslap yang terlebih dulu dibasahi air hangat. Lakukan dengan hati-hati ke seluruh tubuhnya.
4. Angkat dan masukan secara perlahan si kecil ke dalam bak air hangat, lalu basuh badannya hingga bersih.
5. Saat membersihkan kulit kepala, bila dikehendaki Anda bisa menutupi telinga si kecil dengan kapas agar bayi terhindar dari kemungkinan kemasukan air.
6. Angkat dan keringkan bayi dengan handuk bersih hingga kering.

Sementara itu, Alan Greene MD, dalam situs drgreene.com menambahkan sejumlah hal, seperti :
1. Hati-hati dengan suhu air mandi.”Bayi, merasakan panas maupun dingin lebih sensitif dari orang dewasa. Bila perlu Anda dapat membeli bath thermometer yang bisa mengindikasikan temperatur suhu air dalam bak mandi,”katanya.
2. Sebagian bayi merasakan rasa takut terhadap air. Untuk membuatnya nyaman, Anda bisa menyanyi atau mengajaknya berbicara ketika memandikan si kecil.


Bedak dan minyak telon

Setelah bayi dikeringkan dengan handuk, jauhkan bayi dari handuk bekas pakai. Untuk memastikan air bekas mandi benar-benar kering, Anda bisa menggunakan bedak/talk bayi (baby powder). Namun, menurut dr Jeanne, yang ada sejumlah hal yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Hindari penggunaan puff (alat yang biasa digunakan untuk mengambil dan meratakan bedak di tubuh bayi).
Puff dikhawatirkan akan menghantarkan butiran bedak ke lubang hidung sehingga dimungkinkan mengganggu saluran pernafasan bayi. Terutama terhadap bayi yang memiliki bakat alergi kuat. Taburi saja bedak secukupnya ke telapak tangan Anda, lalu ratakan dengan telapak tangan lainnya -sebisa mungkin jauh dari hidung bayi kemudian usapkan kedua telapak tangan Anda tersebut pada dada, perut dan punggung bayi.

2. Jangan berlebihan.
Bedak memiliki sifat menyerap air. Dengan demikian, salah satu fungsinya sebagai penyerap air bekas mandi yang mungkin tidak terserap oleh handuk. Dengan terserap sempurnanya air bekas mandi dapat menghindari bayi dari kemungkinan sakit akibat kedinginan. Tapi gunakan seperlunya.

3. Bedak dulu baru minyak telon.
Bukan sebaliknya. Setelah daerah dada, perut, dan punggung bayi kering secara sempurna -dengan bantuan bedak kini saatnya “menghangatkan” bayi dengan minyak telon di area yang sama dan apabila diinginkan bisa juga mengolesi telapak kaki dan telapak tangannya. Dengan demikian, efek hangat akan dirasakan si kecil secara optimal.

4. Hindari penggunaan bedak di daerah anus dan kemaluan bayi.
Setelah bayi BAB dab BAK hati-hati dalam membersihkan bagian anus dan kemaluan. Gunakan kapas steril yang telah dibasahi air bersih pada kondisi normal (bukan air panas/hangat) untuk membersihkannya. Atau, bisa memanfaatkan tissue basah khusus bayi -sejauh tidak menyebabkan bayi alergi. Setelah selesai, tidak perlu menggunakan bedak.
“Butiran-butiran bedak apabila masuk ke bagian vital tersebut, menurut penelitian bisa memicu terjadinya infeksi saluran kemih dan-meski masih kontroversi dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya kanker usus besar setelah dewasa kelak,”kata dr. Jeanne. Meski pun masih kontroversi, tetapi bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati.


Menggendong bayi

Dengan kondisinya yang mungil dan belum bisa berjalan, secara alamiah bayi perlu digendong. Tetapi, dalam menggendong bayi pun sebaiknya Anda hati-hati, karena kondisi tulang bayi, terutama pada bagian leher masih sangat lunak. Kepala bayi harus selalu ditahan agar tidak bergeser secara keras/berlebih, baik ke kiri-ke kanan maupun ke depan-kebelakang. Pada waktu mengangkat bayi, gunakan ke dua belah tangan sehingga Anda dapat menopang bayi dengan baik, terutama bila dia digendong dalam posisi tegak.

Nah, semoga tips-tips di atas dapat sedikit membantu Anda dalam menyambut, dan membawa si buah hati ke rumah untuk Anda rawat. Selamat menikmati peran sebagai seorang ibu ya, jangan lupa untuk mengajak suami ikut berperan. PG
http://www.naya.web.id/2008/01/02/30-har...njadi-ibu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar